Jamu,OHT dan Fitofarmaka

Berkenalan Dengan Obat 3 (Jamu, OHT, dan Fitofarmaka)

Terima kasih udah mampir di blog saya, kali ini saya akan membahas jenis obat-obat tradisional berikut contoh dan lambangnya. Obat-obat tradisional dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu Jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT) dan Fitofarmaka.

1. JAMU (Empirical Based Herbal Medicine)

Jamu adalah sediaan bahan alam yang khasiatnya belum dibuktikan secara ilmiah, dalam kata lain, belum mengalami uji klinik maupun uji praklinik, namun khasiat tersebut dipercaya oleh orang berdasarkan pengalaman empiric. Dalam sediaan jamu, bahan baku yang digunakan pun belum mengalami standarisasi karena masih menggunakan seluruh bagian tanaman. Jamu disajikan secara tradisional dalam bentuk seduhan, pil, atau cairan. Umumnya, obat tradisional ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur. Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah secara uji klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris.
Kriteria jamu antara lain adalah sebagai berikut:
-Aman
-Klaim khasiat dibuktikan secara empiris
-Memenuhi persyaratan mutu.
Logo jamu berupa ranting daun terletak dalam lingkaran dan harus mencantumkan tulisan “JAMU” seperti gambar di samping.
Contoh obat-obatan golongan jamu adalah pilkita, laxing, keji beling, curcuma tablet.
Contoh jamu tradisional:
Jamu Beras Kencur adalah minuman tradisional yang selalu ada baik saat kita sedang sehat untuk menjaga stamina, apalagi saat kondisi kita perlu asupan untuk membantu menghilangkan kelelahan yang kita alami setiap harinya.
Saatnya berbagi resep warisan leluhur yang sudah terbukti manfaatnya.
Bahan untuk 2 liter Beras Kencur. :
Kencur 40 gr, Jahe 40 gr, Kunyit 20 gr, Beras 100 gr, Kayu manis 10 gr, Cengkih 2 butir, Kapulogo 4 biji, Asem 50 gr, Pala ¼ biji, Gula merah 250 gr.
Cara Pembuatannya :
Rebus sebagian air sampai mendidih kemudian masukan berturut-turut gula, asem, kapulogo, kayu manis dan cengkih, saring. Sisihkan sebagai campuran pertama. Cuci beras, tiriskan, kemudian sangrai sampai kuning. Sangrai juga bahan2 yg lain seperti kencur, jahe, kunyit. Semua hasil sangrai diblender dan diperas dengan sisa air matang. Terakhir campur hasil perasan dengan campuran pertama.
Beras Kencur siap dinikmati dalam kondisi hangat maupun dingin.


2. OBAT HERBAL TERSTANDAR (Standarized Based Herbal Medicine)

Obat Herbal Terstandar (OHT) merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi. OHT memiliki grade setingkat di bawah fitofarmaka. OHT belum mengalami uji klinis, namun bahan bakunya telah distandarisasi untuk menjaga konsistensi kualitas produknya. Uji praklinik dengan hewan uji, meliputi uji khasiat dan uji manfaat, dan bahan bakunya telah distandarisasi.
Logo Herbal Terstandar berupa jari-jari daun (3 pasang) terletak dalam lingkaran dan harus mencantumkan tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” seperti gambar di atas.
Ada lima macam uji praklinis yaitu uji eksperimental in vitro, uji eksperimental in vivo, uji toksisitas akut, uji toksisitas subkronik, dan uji toksisitas khusus.
Kriteria Obat Herbal Terstandar antara lain:
-Aman
-Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau pra-linik
-Bahan baku yang digunakan telah mengalami standarisasi
-Memenuhi persyaratan mutu.
Di Indonesia telah terdapat kurang lebih 17 macam OHT, Contoh obat golongan herbal terstandar antara lain Lelap, Diapet, tolak angin, antangin JRG, dll.

3. FITOFARMAKA
 Fitofarmaka merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi. Salah satu syarat agar suatu calon obat dapat dipakai dalam praktek kedokteran dan pelayanan kesehatan formal (fitofarmaka) adalah jika bahan baku tersebut terbukti aman dan memberikan manfaat klinik.
Syarat fitofarmaka yang lain adalah:
-Klaim khasiat dibuktikan secara klinik
-Menggunakan bahan baku terstandar
-Memenuhi persyaratan mutu.
Logo Fitofarmaka berupa jari-jari daun (yang kemudian membentuk bintang) terletak dalam lingkaran dan harus mencantumkan tulisan “FITOFARMAKA” seperti gambar di atas.
Di Indonesia baru ada 5 jenis fitofarmaka yang beredar, antara lain Stimuno, Nodiar, X-gra, Tensigard, dan Rheumaneer.


Sumber: https://jamutradisionaldibali.wordpress.com/category/cara-membuat-jamu/
http://ratih-saridewi.blogspot.com/2012/12/berkenalan-dengan-obat-2-jamu-oht-dan.html?m=1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penanaman kunyit